Oleh: Yusnawati*
Keberhasilan guru tidak hanya diukur dari tingkat kedisiplinan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kedisiplinan dalam melaksanakan KBM (kegiatan belajar mengajar) memang merupakan tolak ukur utama untuk meraih keberhasilan, tetapi tidak menjadi sempurna apabila indikator tidak terpenuhi.
Salah satu indikator pelengkap keberhasilan guru adalah kebersediaan untuk melakukan inovasi pembelajaran, baik melalui penerapan metode dan model pembelajaran yang inovatif, menarik dan menyenangkan, penerapan media pemeblajaran yang menarik dan penerapan evaluasi yang serta menyenangkan.
Untuk kepentingan tersebut dalam mewujudkan diri kita sebagai guru yang inovasi tidak sebatas dengan berpangku tangan, butuh usaha dan kerja keras dalam menata diri sesuai dengan sertifikat pendidik yang kita miliki yaitu guru professional,salah satu hal yang dapat kita lakukan dalam membekali diri yaitu dengan pelatihan-pelatihan serta pengembangan diri melalui MGMP atau KKG.
Sudah menjadi rahasia umum dinegeri ini masih banyak guru-guru belum menguasai IT (gaptek) padahal arus globalisasi sudah menjadi bagian dalam era yang sedang kita jalani. Guru sebagai garda terdepan dalam menciptakan generasi negeri yang handal dan mempunyai nilai saing mempunyai tanggung jawab baik tidaknya SDM yang dilahirkan
Mutu Dan Professional Guru
Jauh sebelum lahirnya teori-teori modern dengan berbagai disiplin ilmu yang dimilikinya, telah ada beberapa peutuah peninggalan indatu (orang tua dulu) “//meunyo jeut bak tapeulaku boh labu jeut keu asoe kaya//” tapi meunyo hanjeut tapeulaku aneuk tgk jeut keubeulaga”// (kalau kita professional, labu bisa kita proses menjadi asoe kaya (Makanan istimawa khas aceh) namun bila kita tidak profesional dalam mendidik maka anak Tgk pun bisa menjadi beulaga (anak yang tidak meiliki ilmu apapun) nah dari sebuah kutipan nasehat aceh peninggalan orang tua dulu dapat menjadi sebuah tolak ukur bagi kita sebagai pendidik untuk mempunyai ketrampilan dan keahlian serta selalu mengembangkan ilmu yang kita miliki.
Menurut Ravik Karsidi (2005) program peningkatan mutu harus berorientasi kepada kebutuhan/harapan pelanggan, maka layanan pendidikan suatu lembaga haruslah memperhatikan kebutuhan dan harapan masing-masing pelanggan . Kepuasan dan kebanggaan dari mereka sebagai penerima manfaat layanan pendidikan harus menjadi acuan bagi program peningkatan mutu layanan pendidikan.
Disini dapat kita simpulkan kebutuhan dan harapan dari peserta didik sangat berkaitan dengan era sebagai sebuah jawaban mereka kelak akan mampu mengimplementasikan keahlian dan kemampuan sesuai dengan bekal ilmu dimiliki dan menjadi sebuah kepuasan serta kebanggaan tersendiri terhadap lembaga dan guru-gurunya yang telah mendidiknya sampai sebuah impiannya menjadi kenyataan.
Guru yang memiliki komitmen dan tanggung jawab excellent character building (pembentukan karakter unggul) peserta didik, sejatinya wajib mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta kedisiplinan sebagai wujud bahwa profesi mulia ini bukan semata bagian dari pekerjaan namun bagian dari pahlawan dan lenteran yang menerangi jagat raya ini dengan ilmu, semoga ini menjadi sebuah renungan bagi kita semua untuk berkomitmen menjadi guru-guru yang inovasi.
*Yusnawati, S.Pd, Guru SMA Negeri 3 Citra Bangsa, Pengurus Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Aceh Utara