Lhoksukon | Jurnalpase.com –Qusthalani SPd MPd, seorang pendidik, inovator, dan pemimpin organisasi guru yang telah teruji, secara resmi mencalonkan diri sebagai Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh. Berbekal pengalaman panjang sebagai Ketua IGI Aceh Utara selama dua periode (2016-sekarang), ia bertekad membawa IGI Aceh menuju kemandirian yang lebih kuat serta memperkuat sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik di tingkat daerah maupun nasional.
Lahir di Idi pada 9 Maret 1986, Qusthalani telah mengabdikan diri sebagai guru sejak tahun 2010 dan kini mengajar di SMAN 1 Matangkuli, Aceh Utara. Sebagai putra asli Lhoksukon, ia telah menorehkan berbagai prestasi, di antaranya sebagai Guru Berprestasi, Duta Teknologi Kemendikdasmen, Fasilitator Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, serta Juara Lomba Penulis Nasional yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional. Selain itu, ia juga berperan sebagai Ko-Kapten Belajar.id Aceh Utara dan aktif menulis di berbagai media nasional maupun internasional. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain:
- Jejak Pendidikan Aceh di Era Digital
- Merdeka Belajar dan Tantangan Guru di Era 4.0
- Transformasi Literasi Digital dalam Pendidikan
- Menjaga Tradisi, Menggapai Inovasi: Pendidikan Berbasis Budaya di Aceh
Qusthalani mengusung visi besar untuk menjadikan IGI Aceh sebagai organisasi guru yang mandiri, sinergis, dan responsif terhadap kebutuhan pendidikan di Aceh. Ia menekankan pentingnya pemberian stimulus dana pendidikan bagi pengurus daerah guna mendukung berbagai kegiatan peningkatan mutu pendidikan.
Selain itu, ia juga siap bersinergi dengan pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Muallem-Dek Fadh untuk mewujudkan program-program pendidikan yang telah dicanangkan. Di tingkat nasional, ia akan terus mendukung program IGI Pusat serta berkolaborasi dengan pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan berbasis inovasi dan teknologi.
“Ikatan Guru Indonesia bukan hanya sekadar organisasi, tetapi harus menjadi rumah bagi para guru untuk menyampaikan aspirasi dan mencari solusi atas tantangan pendidikan yang dihadapi,” tegasnya.
Di bawah kepemimpinan Qusthalani, IGI Aceh Utara telah mencatat berbagai pencapaian luar biasa, di antaranya:
- Sukses menyelenggarakan Program Organisasi Penggerak (POP) hasil kerja sama IGI dengan Kemendikbudristek.
- Mendapatkan dana hibah dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek (2021-2024) serta bantuan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Aceh.
- Menjadi mitra pembangunan Kemendikbudristek dalam berbagai program inovatif.
- Meluncurkan platform publikasi daerah JurnalPase.com serta jurnal terakreditasi Pelita Eduka.
- Menginisiasi program unggulan ‘Meuseuraya’, tayangan edukatif yang disiarkan setiap dua pekan.
- Kritis terhadap kebijakan pendidikan yang merugikan guru, tetapi juga mengapresiasi program pemerintah yang meningkatkan mutu pendidikan.
- Membagikan e-money spesial edisi Meuseuraya IGI Aceh Utara setiap Hari Guru Nasional kepada guru-guru terbaik yang menjadi anggota IGI.
Satu Hati, Satu Kesepakatan: Beumeusaboh Hate, Beusapu Pakat
Dalam kepemimpinannya nanti, Qusthalani ingin mengusung filosofi Beumeusaboh Hate, Beusapu Pakat (satu hati, satu kesepakatan). Ia berkomitmen untuk merangkul seluruh anggota IGI di Aceh agar bersama-sama menggerakkan roda organisasi secara inklusif dan kolaboratif.
“IGI Aceh harus menjadi tempat bagi semua guru, bukan hanya sebagai organisasi formal, tetapi juga sebagai wadah perjuangan bersama. Dengan semangat kebersamaan, kita bisa membawa perubahan nyata bagi pendidikan di Aceh,” tutupnya.
Dengan pengalaman, dedikasi, dan visi besar yang dimilikinya, Qusthalani siap membawa IGI Aceh ke arah yang lebih maju, mandiri, dan berdaya guna bagi dunia pendidikan.[]