Senin , 10 Februari 2025
Home / Opini / PPG PAI, Pemerintah Jangan Omon-omon saja

PPG PAI, Pemerintah Jangan Omon-omon saja

PPG PAI, Pemerintah Jangan Omon-omon saja

Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga pendidik di Indonesia. Guru yang berhasil menyelesaikan PPG akan memperoleh Sertifikat Pendidik, yang menjadi syarat untuk menerima Tunjangan Profesi Guru (TPG) setiap bulannya.

Namun, pelaksanaan PPG bagi guru PAI tidaklah tanpa tantangan. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan anggaran. Meskipun Kementerian Agama telah mengalokasikan dana sebesar Rp142,68 miliar untuk program PPG tahun 2024, jumlah ini masih dirasa kurang untuk menjangkau seluruh guru PAI yang membutuhkan.

Selain itu, proses PPG yang panjang dan kompleks juga menjadi tantangan tersendiri bagi para guru. Mereka harus mengikuti serangkaian pelatihan dan evaluasi yang memakan waktu, sementara di sisi lain mereka tetap harus menjalankan tugas mengajar dan tanggung jawab lainnya. Hal ini menuntut komitmen dan dedikasi yang tinggi dari para guru untuk dapat menyelesaikan program PPG dengan baik.

PPG PAI sebagai Wujud Komitmen Pemerintah

Kementerian Agama Republik Indonesia telah menunjukkan komitmen besar dalam melaksanakan PPG untuk guru PAI. Program ini bertujuan memberikan sertifikat pendidik bagi para guru, yang menjadi syarat wajib untuk menerima Tunjangan Profesi Guru (TPG). Berdasarkan data terbaru, pada tahun 2024, Kemenag telah menargetkan ribuan guru PAI untuk mengikuti PPG, dengan alokasi anggaran sebesar Rp142,68 miliar.

Namun, jumlah anggaran tersebut masih jauh dari mencukupi. Sebagai gambaran, jumlah guru PAI di Indonesia mencapai ratusan ribu, dan banyak di antaranya belum memiliki sertifikat pendidik. Pada 2023, tercatat hanya sekitar 28.536 guru PAI yang berhasil mengikuti PPG. Ini menunjukkan adanya gap yang cukup besar antara kebutuhan dan ketersediaan fasilitas untuk pelaksanaan program.

Tantangan Utama dalam Pelaksanaan PPG PAI

1. Keterbatasan Anggaran

Salah satu tantangan terbesar dalam pelaksanaan PPG PAI adalah keterbatasan anggaran. Kemenag harus mengelola dana dengan cermat untuk memastikan program ini berjalan secara efektif. Dalam beberapa kasus, keterbatasan anggaran menyebabkan pelaksanaan PPG menjadi terhambat atau tidak dapat menjangkau seluruh guru yang memenuhi syarat.

Untuk mengatasi kendala ini, Kemenag berupaya menggandeng berbagai pihak, seperti Baznas dan lembaga keagamaan lainnya, untuk mendukung pembiayaan PPG. Meskipun demikian, langkah ini masih memerlukan waktu dan koordinasi yang matang agar implementasinya bisa berjalan maksimal.

2. Kompleksitas Sistem Seleksi dan Pelaksanaan

Proses seleksi peserta PPG juga menjadi tantangan tersendiri. Tidak semua guru PAI dapat langsung mengikuti program ini, karena adanya persyaratan administrasi dan kriteria tertentu yang harus dipenuhi. Bahkan setelah lolos seleksi, peserta masih harus melewati berbagai tahap evaluasi, seperti uji kompetensi dan penyusunan laporan aksi nyata, sebelum akhirnya mendapatkan sertifikat pendidik.

Sistem yang kompleks ini sering kali memunculkan keluhan dari para guru, terutama mereka yang merasa bahwa beban administrasi terlalu berat. Selain itu, beberapa guru juga mengeluhkan kurangnya pendampingan teknis selama proses pelaksanaan PPG.

Kebijakan Terbaru dari Kementerian Agama

Untuk menjawab berbagai tantangan ini, Kementerian Agama telah mengeluarkan beberapa kebijakan strategis. Salah satunya adalah percepatan penyelesaian PPG bagi guru PAI dan guru madrasah dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Kemenag juga berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi anggaran dan memperluas akses bagi guru yang memenuhi syarat.

Selain itu, Kemenag mendorong digitalisasi dalam pelaksanaan PPG. Program daring dioptimalkan untuk menjangkau guru di daerah terpencil, meskipun hal ini tetap memerlukan penguatan infrastruktur teknologi di berbagai wilayah.

Kebijakan lain yang juga penting adalah penguatan kolaborasi dengan pemerintah daerah dan lembaga keagamaan. Dengan sinergi yang baik, diharapkan program PPG dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi para guru PAI.

Rekomendasi untuk Optimalisasi PPG PAI

Untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada, berikut beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan:

1. Peningkatan Anggaran dan Efisiensi Pengelolaan
Pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran untuk PPG dan memastikan pengelolaannya dilakukan secara transparan dan efisien.

2. Penyederhanaan Proses Administrasi
Tahapan seleksi dan evaluasi PPG sebaiknya disederhanakan agar tidak membebani guru, tanpa mengurangi kualitas program.

3. Kolaborasi dengan Lembaga Swasta dan Internasional
Kerja sama dengan lembaga swasta atau internasional dapat menjadi alternatif untuk mendukung pembiayaan dan pengembangan program PPG.

PPG PAI adalah upaya penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di Indonesia. Meskipun penuh tantangan, program ini memiliki potensi besar untuk menciptakan guru-guru yang kompeten dan profesional.

Dengan adanya upaya percepatan dan peningkatan kualitas PPG, diharapkan guru-guru PAI dapat lebih siap menghadapi tantangan dalam memberikan pendidikan agama yang berkualitas kepada siswa, serta menjadi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai agama di tengah masyarakat. Selain itu, peningkatan kompetensi melalui PPG juga diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih berkualitas dan siap menghadapi tantangan di era modern.

Semoga ini bukan omon-omon saja !

About Redaksi

Check Also

Ganti Menteri, Ganti Kurikulum: Haruskah Guru Meradang atau Beradaptasi?

Ganti Menteri, Ganti Kurikulum: Haruskah Guru Meradang atau Beradaptasi? Oleh : Qusthalani* Perubahan adalah keniscayaan. …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *