Selasa , 14 Januari 2025
Home / Puisi / SECANGKIR AIR MATA UNTUK GEMPA ACEH

SECANGKIR AIR MATA UNTUK GEMPA ACEH

Vidio puisi ini berlatar belakang kisah gempa aceh dan berjudul; 

SECANGKIR AIR MATA UNTUK GEMPA ACEH
Karya Hamdani Mulya

Secangkir air mata 
Kutuang dalam gelas warna perak
Tak sebanding denganmu
Kan tinggalkan suatu kenangan
Dalam rimba duka

Berderai air mata setelah shubuh itu
Luka, Perih, Sedih, Pilu 
Aku kabarkan rindu kepada sahabatku
Di kampung yang gempa itu 

Kala gempa membangunkanmu untuk shalat
Menjelang shubuh itu
Ketika 6,5 SR menghentak tanah
Lalu tumpahlah air matamu
Rumah bergoyang
Masjid pun ikut sujud dan rukuk
Sebagai tanda kiriman surat 
Dari Ilahi ya Rabbi 

Surat yang tak tertulis
Tetapi tersurat dalam sejarah gempa itu
Hanya orang yang bisa membaca tanda-tanda
Yang mampu pahami isinya

Sumbok Rayeuk, Aceh Utara, 19 Desember 2016

Hamdani, S.Pd. dengan nama pena Hamdani Mulya. Lahir di desa Paya Bili, Kec. Meurah Mulia, Kab. Aceh Utara pada 10 Mai 1979 dari pasangan Tgk. Ibrahim Pmtoh dan Ummi Manauwiah. Darah seni dalam tubuhnya mengalir dari ayahnya Tgk. Ibrahim Pmtoh seorang penutur hikayat Aceh dan Melayu. Hamdani adalah alumni Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, FKIP, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).

Menulis puisi dan artikel pendidikan di beberapa majalah dan surat kabar. Karya Hamdani Mulya dipublikasikan di harian Serambi Indonesia, Kutaradja, Waspada, Haba Rakyat, Majalah Fakta, Santunan Jadid, Seumangat BRR, Jurnal Al-Huda, dan di beberapa website (blog) internet seperti: http://hamdanimulya.blogspot.com dan http://forumpenulisaceh.blogspot.com

Puisinya juga terkumpul bersama penyair Aceh dan penyair nasional lainnya dalam buku antologi puisi Dalam Beku Waktu tahun 2002, antologi puisi Paru Dunia tahun 2016 diterbitkan oleh Saweu Pena Publisher Aceh Jaya, antologi puisi nusantara Puisi Peduli Hutan tahun 2016 diterbitkan oleh Tuas M Publisher Kalimantan, dan antologi puisi Yogya dalam Nafasku penerbit Panitia Seminar Sastra Internasional Antar Bangsa Indonesia-Malaysia, Yogyakarta. Puisi Hamdani Mulya yang berjudul “Rindu dalam Damai di Bawah Payung Cinta” menjadi puisi favorit bagi juri dalam acara lomba menulis puisi “Damai dalam Sastra” yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Unsyiah dan menjadi puisi kategori puisi terbaik juara I tahun 2003.

Pada tahun 2008 Pak Hamdani, panggilan akrab penulis kota Belahan Sungai Lhokseumawe ini menjadi wartawan tetap surat kabar mingguan Haba Rakyat. Sejak tahun 2006 sampai 2018 menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bertugas sebagai guru Bahasa Indonesia di MAN kota Lhokseumawe. Kadang-kadang mengasuh mata kuliah yang sama di STAIN Malikussaleh berstatus sebagai dosen luar biasa. Saat ini Hamdani bertugas di SMAN 1 Lhokseumawe.

Buah pikirannya tentang sastra, bahasa, dan pendidikan juga menjadi bahan rujukan skripsi mahasiswa STAIN. Pada tahun 2005 Hamdani Mulya diundang oleh Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas. Untuk ikut serta dalam seminar nasional guru seluruh Indonesia di Bogor. Karena cerpennya yang berjudul “Nahkoda Pelabuhan Air Mata” masuk dalam finalis lomba mengarang cerpen tingkat nasional. Di ajang inilah ia berguru dan belajar menulis puisi beberapa saat kepada sastrawan nasional terkemuka Taufiq Ismail dan Sutardji Calzoum Bachri “Presiden Penyair” Indonesia.

Pendidikan dan latihan (Diklat) lain yang pernah diikutinya yaitu: Diklat Penyiaran Radio Baiturrahman FM di Banda Aceh tahun 2002, Diklat Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia di Medan tahun 2006, Diklat Pra Jabatan PNS di Sigli tahun 2006, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Lhokseumawe tahun 2007, dan Teacher Education and Training in Aceh (TETA) di Lhokseumawe tahun 2007.

Hamdani juga telah membacakan beberapa puisi yang ditulisnya di beberapa kota seperti Lhokseumawe, Sigli, Banda Aceh, dan Medan. Kumpulan puisinya yang berjudul “Mengeja Alamat” dibacakan di radio Multi Suara FM Lhokseumawe dan puisinya “Syair Orang Sehat” dibacakan di Radio Republik Indonesia Lhokseumawe. Di samping menjadi guru dan dosen kadang-kadang juga menjadi juri lomba menulis puisi dan cerpen tingkat siswa di Lhokseumawe. Hamdani adalah penulis buku Cerdas Berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Unimal Press Lhokseumawe tahun 2011. Hamdani adalah pendiri Forum Penulis Aceh Teungku Pang Husen.

Alamat : Jln. Samudera, Lrg. Pelangi, Kampung Jawa Lama, Kec. Banda Sakti
Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
Email : tengkuhamdani@yahoo.com
No Hp : 085277294646
Facebook : Hamdani Mulya

SALAM LITERASI

About admin

Check Also

Wahai Semesta Aku Cinta Indonesia

Wahai Semesta Aku Cinta Indonesia Oleh: Iklima Naya Hamparan padang siwalan nan luas Hembusan angin …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *